Psikologi Klinis

Psikologi klinis adalah cabang psikologi yang berfokus pada penanganan,penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa

Ruang Lingkup Psikologi Klinis

Psikologi klinis mengarah kepada masalah-masalah klinis yang muncul pada diri manusia.

Perilaku Abnormal

Perilaku abnormal adalah kekalutan mental dan melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai nervous breakdown

Model Dan Kriteria Perilaku Abnormal

Penggambaran gejala dalam dimensi ruang dan waktu yang mencakup Ide-ide untuk mengidentifikasi gejala patologi

Cara Penyembuhan Perilaku Abnormal

Pendekatan biologis dalam penyembuhan perilaku abnormal berpendapat bahwa gangguan mental, seperti penyakit fisik disebabkan oleh disfungsi biokimiawi atau fisiologis otak

Selasa, 27 Maret 2018

Cara Penyembuhan Perilaku Abnormal

Penyembuhan Perilaku Abnormal

Image result for terapi animasi

Pendekatan biologis dalam penyembuhan perilaku abnormal berpendapat bahwa gangguan mental, seperti penyakit fisik disebabkan oleh disfungsi biokimiawi atau fisiologis otak. Terapi fisiologis dalam upaya penyembuhan perilaku abnormal meliputi kemoterapi, elektrokonvulsif dan prosedur pembedahan.
  1. Kemoterapi(Chemotherapy). Chemotherapy atau Kemoterapi dalam kamus J.P. Chaplin diartikan sebagai penggunaan obat bius dalam penyembuhan gangguan atau penyakit-penyakit mental.Adapun penemuan obat-obat ini dimulai pada awal tahun 1950-an, yaitu ditemukannya obat yang menghilangkan sebagian gejala Schizophrenia. Beberapa tahun kemudian ditemukan obat yang dapat meredakan depresi dan sejumlah obat-obatan dikembangkan untuk menyembuhkan kecemasan.
  2. Electroconvulsive. Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy) dijelaskan oleh psikiater asal Itali Ugo Carletti pada tahun 1939. Pada terapi ini dikenal electroschot therapy, yaitu adanya penggunaan arus listrik kecil yang dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Pada saat ini ECT diberikan pada pasien yang mengalami depresi yang parah dimana pasien tidak merespon pada terapi otak.
  3. Psychosurgery. Pada terapi ini, tindakan yang dilakukan adalah adanya pemotongan serabut saraf dengan penyinaran ultrasonik. Psychosurgery merupakan metode yang digunakan untuk pasien yang menunjukan tingkah laku abnormal, diantaranya pasien yang mengalamai gangguan emosi yang berat dan kerusakan pada bagian otaknya. Pada pasien yang mengalami gangguan berat, pembedahan dilakukan terhadap serabut yang menghubungkan frontal lobe dengan sistim limbik atau dengan area hipotalamus tertentu. Terapi ini digunakan untuk mengurangi simptom psikotis, seperti disorganisasi proses pikiran, gangguan emosionalitas, disorientasi waktu ruang dan lingkungan, serta halusinasi dan delusi.

Model Dan Kriteria Perilaku Abnormal

Model Dan Kriteria Perilaku Abnormal

 Image result for abnormal

1. Model Perilaku Abnormal

Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan, gambaran, bentuk dan sebagainya dapat dilihat melalui :
Model perilaku abnormal adalah penggambaran gejala dalam dimensi ruang dan waktu yang mencakup Ide-ide untuk mengidentifikasi gejala patologi, Sebab-sebab gejala, dan Cara mengatasi.
a. Model demonologis.
Dasar perilaku abnormal adalah kepercayaan pada unsur-unsur mistik, ghaib (kekuatan setan, guna2, sihir). Gejala-gejalanya adalah Halusinasi, PL aneh, tanda jasmani khusus (warna kulit, pigmen, dsb )dianggap sebagai tanda setan. Sementara jenis Gangguan mental adalah bersifat “jahat” -dianggap berbahaya, bisa merugikan / membunuh orang. Cara mengatasinya:
  • Zaman batu: Tengkorak dibor (dibolong), sebagai jalan keluar roh jahat.
  • Abad pertengahan: Disiksa, dibunuh, dimusnahkan, dipenjara, RSJ
  • Perkembangan di Gereja: Pendeta yang mengobati (doa, sembahyang, penebusan dosa).
b. Model Naturalistis
Dasar penyebabnya : Proses-proses fisik / jasmani perilaku abnormal selalu berhubungan dengan fungsi- fungsi jasmani yang abnormal (bukan karena gejala spiritual). Misal : Hipocrates – Galenus Perilaku abnormal — karena gangguan pada sistem humoral (cairan dalam tubuh). Cara mengatasi : Perlakuan terhadap penderita lebih humanistic/manusiawi – lebih lembut, wajar dan menghilangkan bentuk siksaan-siksaan.
c. Model Organis
Dasar perilaku abnormal : Kerusakan pada jaringan syaraf / gangguan biokimia pada otak karena kerusakan genetic, disfungsi endokrin, infeksi, luka2, khususnya pada otak.
d. Model Psikologi
Dasar perilaku abnormal : Pola-pola yang patologis, Pendekatan — Psikoanalisis, Behavioristis, kognitif, humanistic.

2. Kriteria Perilaku Abnormal 

Dalam pandangan psikologi, untuk menjelaskan apakah seorang individu menunjukkan perilaku abnormal dapat dilihat dari tiga kriteria berikut:
  1. Kriteria Statistik. Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila menunjukkan karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang secara signifikan dari rata-rata, Dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve Bell), jika seorang individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada pada wilayah ekstrem kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan baku, bisa digolongkan ke dalam perilaku abnormal.
  2. Kriteria Norma. Banyak ditentukan oleh norma-norma yng berlaku di masyarakat,ekspektasi kultural tentang benar-salah suatu tindakan, yang bersumber dari ajaran agama maupun kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat , misalkan dalam berpakaian, berbicara, bergaul, dan berbagai kehidupan lainnya. Apabila seorang individu kerapkali menunjukkan perilaku yang melanggar terhadap aturan tak tertulis ini bisa dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal.
  3. Personal distress. Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.

Perilaku Abnormal

Pengertian Perilaku Abnormal

Image result for abnormal

Perilaku abnormal adalah kekalutan mental & melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai nervous breakdown. (get mental breakdown). Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh pandangan dunia waktu itu. Contohnya, masyarakat purba menghubungkan perilaku abnormal dengan kekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan. Para arkeolog telah menemukan kerangka manusia dari Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Satu interpretasi yang muncul adalah bahwa nenek moyang kita percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan serbuan/invasi dari roh-roh jahat. Mungkin mereka menggunakan cara kasar yang disebut trephination–menciptakan sebuah jalur bagi jalan keluarnya roh tertentu.
Pada abad pertengahan kepercayaan tersebut makin meningkat pengaruhnya dan pada akhirnya mendominasi pemikiran di zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Rupanya, hal seperti ini masih dapat dijumpai di negara kita, khususnya di daerah pedalaman. Pernah saya melihat di tayangan televisi yang mengisahkan tentang seorang ibu dirantai kakinya karena dianggap gila. Oleh karena keluarga meyakini bahwa sang ibu didiami oleh roh jahat, maka mereka membawa ibu ini pada seorang tokoh agama di desanya.
Dia diberi minum air putih yang sudah didoakan. Mungkin inilah gambaran situasi pada abad pertengahan berkaitan dengan penyebab perilaku abnormal.
Lalu apa yang dilakukan waktu itu? Pada abad pertengahan, para pengusir roh jahat dipekerjakan untuk meyakinkan roh jahat bahwa tubuh korban yang mereka tuju pada dasarnya tidak dapat dihuni. Mereka melakukan pengusiran roh jahat (exorcism) dengan cara, misalnya: berdoa, mengayun-ayunkan tanda salib, memukul, mencambuk, dan bahkan membuat korban menjadi kelaparan. Apabila korban masih menunjukkan perilaku abnormal, maka ada pengobatan yang lebih kuat, seperti penyiksaan dengan peralatan tertentu.
Keyakinan-keyakinan dalam hal kerasukan roh jahat tetap bertahan hingga bangkitnya ilmu pengetahuan alam pada akhir abad ke 17 dan 18. Masyarakat secara luas mulai berpaling pada nalar dan ilmu pengetahuan sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam dan perilaku manusia. Akhirnya, model-model perilaku abnormal juga mulai bermunculan, meliputi model-model yang mewakili perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Di bawah ini adalah penjelasan-penjelasan singkatnya :
  • Perspektif biologis: Seorang dokter Jerman, Wilhelm Griesinger (1817-1868) menyatakan bahwa perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak. Pandangan ini cukup memengaruhi dokter Jerman lainnya, seperti Emil Kraepelin (1856-1926) yang menulis buku teks penting dalam bidang psikiatri pada tahun 1883. Ia meyakini bahwa gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik. Memang tidak semua orang yang mengadopsi model medis ini meyakini bahwa setiap pola perilaku abnormal merupakan hasil dari kerusakan biologis, namun mereka mempertahankan keyakinan bahwa pola perilaku abnormal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit fisik karena ciri-cirinya dapat dikonseptualisasikan sebagai simtom-simtom dari gangguan yang mendasarinya.
  • Perspektif psikologis: Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939) berpikir bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan-kekuatan di dalam pikiran bawah sadar. Model yang dikenal sebagai model psikodinamika ini merupakan model psikologis utama yang pertama membahas mengenai perilaku abnormal.
  • Perspektif sosiokultural: Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal. Penyebab perilaku abnormal dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan bukan pada kegagalan orangnya. Masalah-masalah psikologis bisa jadi berakar pada penyakit sosial masyarakat, seperti kemiskinan, perpecahan sosial, diskriminasi ras, gender,gayahidup,dansebagainya.
  • Perspektif biopsikososial: Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.

Selasa, 20 Maret 2018

Ruang Lingkup Psikologi Klinis

Inilah Ruang Lingkup Dari Ilmu Psikologi Klinis Yang Wajib Diketahui

Ilmu Psikologi klinis merupakan salah satu bagian dari bidang ilmu psikologi secara umum. Psikologi klinis mengarah kepada masalah-masalah klinis yang muncul pada diri manusia. Secara umum, ilmu psikologi klinis memiliki kedekatan dengan ilmu psikiatri (kedokteran jiwa, dan ilmu penyakit kejiwaan), karena menggunakan pedoman diagnostik yang sama, yaitu DSM (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder) dan PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan Jiwa) khusus di Indonesia.

Ada beberapa ruang lingkup ilmu psikologi klinis yang harus dikuasai oleh seorang psikolog klinis, ataupun praktisi dan peneliti di bidang ilmu psikologi klinis. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang termasuk ke dalam ruang lingkup ilmu psikologi klinis:
  1. Asesmen klinis
Image result for animasi dokter
Asesmen secara klinis adalah ruang lingkup pertama dari ilmu psikologi klinis. Asesmen secara klinis dilakukan untuk memfokuskan proses asesmen, yang terdiri dari observasi dan wawancara (utama) serta penggunaan alat tes, biografi, dan catatan medis (data tambahan/pendukung) dalam melihat keluhan klinis klien.
Asesmen klinis dilakukan selama satu atau lebih pertemuan, dimana asesmen klinis akan memberikan hasil berupa masalah atau gangguan klinis yang dialami oleh klien.
  1. Psikopatologi
Inilah Ruang Lingkup Dari Ilmu Psikologi Klinis Yang Wajib Diketahui
Psikopatologi merupakan ruang lingkup berikutnya yang harus dikuasai oleh psikolog klinis, atau mereka yang fokus pada ilmu psikologi klinis. Patologi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang penyakit. Apabila diartikan secara harafiah, psikopatologi dapat diartikan sebagai Ilmu tentang penyakit psikologis atau ilmu tentang gangguan mental. Psikopatologi fokus pada masalah negatif saja, dan merupakan bagian dari psikologi abnormal
  1. Psikologi abnormal
Psikologi abnormal merupakan ruang lingkup berikutnya yang harus dikuasai di dalam bidang ilmu psikologi klinis. Psikologi abnormal mencakup gejala negatif yang terdapat di dalam psikopatologi, dan juga gejala positif. Arti dari gejala positif adalah gejala abnormal yang tidak dimiliki oleh orang-orang secara umum. Contoh dari gejala abnormal yang positif antara lain adalah :
  • Anak dengan IQ jenius (diatas 140)
  • Anak indigo
  • Individu yang memiliki extra sensory perception
  • Dan sebagainya
  1. DSM dan PPDGJ (untuk di Indonesia)
DSM dan PPDGJ adalah hal berikutnya yang harus dikuasai oleh praktisi psikologi klinis dalam memahami fenomena psikologi klinis yang ada. Dalam DSM dan PPDJ terdapat ratusan gangguan mental yang terbagi menjadi berbagai macam kategori, mulai dari gangguan kepribadian hingga gangguan atau masalah psikososial. DSM dan PPDGJ merupakan pedoman utama dalam memberikan diagnosis, apakah seseorang mengalami gangguan mental atau tidak.
  1. Konseling
Inilah Ruang Lingkup Dari Ilmu Psikologi Klinis Yang Wajib Diketahui
Konseling bisa menjadi tahap awal dan menentukan dari pemecahan masalah klien. Konseling dilakukan untuk membantu mengatasi dan mencari jalan keluar dari masalah klien. Terkadang hanya dengan melakukan konseling, masalah klien bisa terpecahkan, jadi tidak perlu berlanjut ke pemberian psikoterapi.
Keahlian dalam membawakan konseling, mulai dari gesture tubuh, cara berbicara, empati, hingga bagaimana membuat klien menjadi percaya adalah hal penting yang harus bisa dimiliki oleh seorang psikolog klinis. Karena dengan hal itulah konseling dapat berjalan dengan lancar dan optimal.
Namun tidak semua masalah bisa selesai dengan hanya melakukan konseling, sehingga membutuhkan keahlian psikoterapi sebagai tambahan dari proses intervensi psikologi.
  1. Psikoterapi
Inilah Ruang Lingkup Dari Ilmu Psikologi Klinis Yang Wajib Diketahui
Psikolog klinis atau praktisi di bidang ilmu psikologi klinis tidak memberikan obat kepada klien, berbeda dengan psikiater atau ahli kejiwaan. Karena itu, paling tidak psikolog klinis wajib memahami 1 buah psikoterapi yang efektif untuk membantu klien dalam menangani masalah. Ada ribuan teknik psikoterapi, baik yang sudah terstandardisasi, maupun yang bisa dimodifikasi sendiri. Mulai dari psikoterapi individual, hingga yang melibatkan komunitas atau kelompok masyarakat.
Itulah beberapa raung lingkup ilmu psikologi klinis yang harus dikuasai untuk menjadi seorang psikolog klinis yang handal.

Selasa, 13 Maret 2018

Psikologi Klinis

 PSIKOLOGI KLINIS

Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Klinis

    Psikologi klinis adalah cabang psikologi yang berfokus pada penanganan,penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa.
  Psikologi Klinis merupakan bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder) atau tingkah laku abnormal . 
        Psikologi klinis merupakan psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku indi'idu denganmenggunakan metode pengukuran assessment, analisa dan obser'asi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat. 
    Psikologi klinis merupakan integrasi dari sains,teori, dan pengetahuan klinis.Psikologi Klinis dapat diartikan secara sempit maupun luas, yaitu mempelajariorang-orang abnormal dengan menggunakan assessment sebagai bagian integral yang biasa digunakan, membahas kesulitan-kesulitan maupun rintangan emosional padamanusia tanpa memandang normal atau abnormal serta melihat gejala yang dapatmemungkinkan mengurangi kebahagiaan manusia.
 
   Psikologi Klinis menggunakan konsep-konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi kepribadian, serta prinsip-prinsip dalam asesmen dan inter'ensi, untuk dapat memahami dan memberi bantuan bagi mereka yang mengalami masalah-masalahpsikologis. Permasalahan psikologis yang ditangani oleh psikologi klinis meliputi banyak hal, mulai dari Kelainan emosi jangka pendek, seperti konflik keluarga hingga kelainan mental  yang sangat parah, seperti schizophrenia. 
  Psikologi klinis adalah suatu bagian dalam ilmu Psikologi yang kegiatannyamelakukan penelitian terhadap perilaku manusia, menerapkan hasil penelitian tersebutdan melakukan assessment. 
Psikologi klinis menggunakan konsep-konsep psikologiabnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi kepribadian sertaprinsip-prinsip dalam assesment dan inter'ensi untuk dapat memahami masalah-masalah psikologis, gangguan penyesuaian diri dan tingkah    laku  abnormal.
 
Karakteristik Psikologi Klinis:
a. Merupakan bagian psikologi yang tertarik pada perilaku dan proses mental,khususnya manusia
b. Melakukan penelitian mengenai perilaku dan proses mental. 
c. Terlibat dalam  assessment dianalisis dan ditafsirkan (kesimpulan). 
d. Psikologi klinis menolong orang yang masalah atau kesulitan psikologis.
Clinical Attitude
a. Psikologi klinis berusaha memahami manusia dan menolong indi'idu yangmengalami masalah + tekanan psikologis.
b. Seorang klinisi tidak berhenti pada hasil-hasil penelitian mengenai perilaku dan proses mental, tetapi juga berusaha menerapkan hasil penelitian dan mengupayakan assessment individual untuk memahami, menolong, dan mnyembuhkan individu.